Jumat, 15 Oktober 2010

jenis-jenis kelompok

berdasarkan jumlah anggota, sifat hubungan antar anggota dan tujuannya, kelompok yang ada dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi :

a. kelompok primer
    kelompok primer adalah kelompok yang jumlah anggotanya sedikit, walaupun tidak setiap kelompok yang anggotanya sedikit adalah kelompok primer. hubungan antaranggota bersifat personal (saling kenal secara pribadi) dan mendalam, diwarnai oleh kerja sama, sering bertatap muka dalam waktu lama, sehingga terbangun keterlibatan perasaan yang dalam.
tujuan berkelompok adalah membangun hubungan personal itu sendiri. contoh kelompok primer adalah keluarga dan kelompok teman sepermainan.

b. kelompok sekunder
    kelompok sekunder adalah kelompok yang jumlah anggotanya banyak, bersifat impersonal (tidak saling kenal secara pribadi), lebih diwarnai oleh kompetisi, jarang bertatap muka dalam waktu lama, sehingga tidak terbangun hubungan yang emosional.
tujuan kelompok adalah untuk mencapai tujuan tertentu. hubungan dalam kelompok sekunder bersifat formal, impersonal, parsial dan dilandaskan pada kemanfaatan kelompok semata. contoh kelompok sekunder adalah organisasi buruh, universitas, sekolah dan lain-lain.

sementara itu, berdasarkan cara pandang seseorang terhadap berbagai kelompok yang melingkupi hidupnya, kelompok dibedakan menjadi :

a. in group
    semua kelompok dimana seseorang merasa menjadi anggotanya dan mengharapkan pengakuan, kesetiaan dan pertolongan.

b. out group
    semua kelompok dimana seseorang merasa bukan sebagai anggotanya dan mungkin akan menunjukan permusuhan, kompetensi damai atau sekedar merasa berbeda.

in group dan out group terpisahkan dalam hubungan permusuhan.

penelitian dyad

Konflik personal / affective conflict/ emotional conflict adalah akar dari antipati pribadi terhadap anggota kelompok yang lain. Kesukaan dan ketidaksukaan pribadi tidak selalu menyebabkan konflik dalam kelompok, akan tetapi orang-orang sering kali mengemukakan ketidakdekatan atau ketidaksukaan mereka pada anggota kelompok yang lain, yang diwujudkan dalam bentuk komplain.
Hanya faktor yang membangun ikatan positif diantara anggota kelompoknya lah yang dapat meningkatkan kohesivitas suatu kelompok. Sebaliknya, hal-hal yang mengarah pada ketidaksetiaan (kesetiakawanan) adalah faktor-faktor yang menciptakan terjadinya konflik. Banyak kasus menyebutkan bahwa seringkali seseorang beralasan bahwa konflik yang terjadi padanya dikarenakan karena hal-hal negatif orang lain seperti mood, kebiasaan, kurangnya kemampuan, ketidakmampuan berkomunikasi, ketidakteraturan (Kelley, 1979). Seseorang seringkali tidak menyukai orang lain yang mengevaluasi mereka secara negatif, menyampaikan kritik (meskipun mereka sadar kritik itu layak mereka dapatkan). Dua hal tersebut justru akan memperbesar kemungkinan terjadinya konflik. Anggota kelompok yang memperlakukan orang lain secara tidak adil dan kurang sopan akan cenderung lebih sering menyebabkan konflik jika dibandingkan dengan anggota kelompok yang berperilaku sopan.

Pada suatu penelitian Dyad yang melibatkan individu-individu yang memiliki tingkat penerimaan tinggi, dan individu-individu yang memiliki tingkat penerimaan rendah. Hasilnya mengatakan bahwa penelitian dyad dengan dengan dua individu yang yang memiliki tingkat penerimaan tinggi menampilkan lebih sedikit konflik sedangkan hasil data dari dua individu yang memiliki tingkat penerimaan rendah menampilkan konflik terbanyak. Individu dengan sifat “nrimo” selalu merespon negatif terhadap konflik secara keseluruhan. Ketika seseorang diminta untuk mendeskripsikan kegiatan mereka sehari-hari serta mood keseharian mereka, seringkali konflik dan “bad mood” itu memiliki hubungan. Banyak orang melaporkan bahwa merasa tidak bahagia, mengalami ketegangan, iritasi, dan resah sepanjang hari ketika mereka sedang mengalami konflik terutama jika secara alami mereka adalah orang-orang bertipe “nrimo”.

sumber :
kohesifitas dan perkembangan kelompok "dinkel"

konflik dalam kelompok

sumber konflik :

-faktor komunikasi (communication factors)
-faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization structure)
-faktor yang bersifat personal (personal factors)
-faktor lingkungan (environmental factors)

penanganan :

penyelesaian dan penanganan konflik :
-perluasan penggunaan sumber daya organisasi
-penentuan tujuan bersama yang dapat mempertemukan berbagai pihak yang terlibat dalam konflik\
-penghindaran konflik dengan jalan penghindaran sumber-sumber konflik
-intervensi terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik untuk melakukan kompromi
-mengakomodasi keinginan pihak-pihak yang terlibat konflik dalam suatu forum penyelesaian konflik

peran individu dalam masyarakat

         Setiap individu dalammasyarakat mempunyai peran(role)dan kedudukan(status) yang berbeda. Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi(status) tertentu. Sedngkan kedudukan (status)adalah posisi seseorang dalam kelompok. Mengingat setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam,maka setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam,maka setiap individu dapat berstatus dan berperan di beberapa kelompok sesuai dengan kepentingan itu.
            Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia dapat diterima dan diakui keberadaanya. Karena setiap organisasi mempunyai aturan sendiri,maka sanksi yang diberikan oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggar pun berbeda pula. Sanksi ini bertujuan menjjaga keutuhan,keseimbangan,kestabilan kelompoknya sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.
               Dalam kehidupan sehari-hari,setiap orang mempunyai peran dan tugas yang berbeda. Tugas seorang Dokter berbeda dengan guru,petani,supir atau TNI/POLRI. Tetapi masing-masing saling membutuhkan,saling bekerja sama untuk mencapi tujuan yang sama yaitu terpenuhinya kebutuhan dan mencapi kesejahteraan. Dengan demikian peran dan kedudukan sangat penting unutk menjaga keseimbangan dan integritas social. Kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat ada 2 macam:
a)Ascribed status,yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui perjuangan atau usaha sendiri. Biasanya diperoleh melalui kelahiran,seperti anak yang bergelar raden,otomatis anaknya juga bergelar raden. Seorang anak menjadi raja karena ayahnya adalh raja. Seorang anak yang berasal dari kasta sudra walaupun ia mempunyai kepintaran dan ketrampilan yang tinggi. Status ini sering pula disebut status yang tertutup,karena setipa orang tidak bisa menjadi anggota secara bebas. Perkawinan biasanya adalah cara untuk masuk ke dalm status ini.
b)      Achieved status, yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau perjuangan sendiri. Seseorang menjadi direktur sebuah perusahaan karena memang ia rajin dan ulet. Status seseorang menjadi guru karena ia berhasil masuk dan belajar dengan baik di IKIP. Status ini bersifat terbuka artinya setiap orang dapat mencapainya atau meraihnya karena kemampuan masing-masing individu dalam beprestasi.
               Setiap status dan kedudukan mempunyai seperangkat symbol atau lambang yang dapat mencerminkan statusnya. Seperti orang yang berstatus ekonomi tinggi tercermin dari bentuk dan luas rumah,seorang guru tercermin sikap dan pakainnya,seorang TNI/POLRI dari kegagahan dan pakaiannya,seseorang dari golongan ningrat akan tampak dari cara berbicara dan sopan santunnya. Banyak symbol yang dapat mencerminkan status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. Dengan demikian status dapat disebabkan oleh posisinya dalam pekerjaan,pemilikan kekayaan,agama dan factor bilogis seperti jenis kelamin.

sumber :
makalah ppkn,2008,wahyunisofiana

karakteristik kelompok

Interaksi adalah hubungan yang terjadi antar anggota kelompok dalam upaya mereka menyelesaikan tugas yang dibebankan. Dalam interaksi yang berlangsung, karakteristik pribadi masing-masing anggota kelompok akan mencuat hingga akan ada anggota kelompok yang disukai dan tidak disukai. Ada anggota kelompok yang eksis, adapula yang karena sesuatu hal di isolasi atau tidak disukai oleh anggota kelompoknya. Selain itu biasanya adapula anggota kelompok yang berfungsi sebagai penghubung dari 2 kelompok terdahulu agar tidak terjadi perpecahan dalam kelompok tersebut.

Karakteristik Kelompok.
Agar kelompok yang dikelola berkembang kea rah positif, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Struktur, menjadi hal yang penting dalam kelompok formal agar upaya menjadikan kelompok yang solid dan tidak terjebak dalam pertentangan yang tidak perlu dan mengganggu pengembangan kelompok.

2. Status hierarki, agar tujuan yang hendak dicapai jelas maka sangat diperlukan adanya pengaturan jenjang jabatan dan kewenangan serta tanggung jawab dari masing-masing anggota kelompok.

3. Peran, peran dari masing-masing anggota kelompok harus disesuaikan dengan struktur dan hierarkinya dalam kelompok tersebut agar tidak terjadi tumpang tindih (over lapping) dalam pengerjaan tugas/pekerjaan.

4. Norma, adalah suatu aturan boleh tidak atau pantas tidaknya sesuatu dilakukan dan biasanya telah disepakati oleh seluruh anggota kelompok. Bila ada yang melanggar biasanya akan dikenai sanksi sosial yang berlaku di kelompok tersebut. Norma diperlukan dalam suatu kelompok untuk mengatur segala sesuatunya agar tertib dan hubungan antar anggota kelompok menjadi teratur dan tertata.

5. Kepemimpinan, diperlukan sebagai upaya actuating dari formalitas struktur, kejelasan status hierarki, peran dan norma. Tanpa kepemimpinan yang efektif, keempat karakteristik kelompok akan menjadi sia-sia.

6. Kekompakan, diperlukan untuk menutup kekurangan pemimpin dan kelemahan karakteristik anggota kelompok yang lain.



sumber : tetep lukman coroners, perilaku organisasi