Sabtu, 25 Desember 2010

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

1. Kepemimpinan Menurut Teori Sifat
Dasar : keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki orang tersebut. Sifat-sifat tersebut bisa berupa sifat fisik
maupun psikologis.
a) Ordway Tead
Sifat pemimpin terdiri dari : energi jasmani-rohani, kepastian akan
maksud dan arah tujuan, antusiasme atau perhatian yang besar, ramah
tamah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati, integritas atau
pribadi yang utuh, kecakapan teknis, kecakapan mengajar, kesetiaan.
b) Chester I Barnard
Sifat pemimpin berkaitan dengan sifat pribadinya yang terdiri dari sifat
fisik, skill, teknologi, daya tangkap, pengetahuan, memori dan imajinasi.
Sifat pribadi mempunyai watak yang subjektif, yaitu keunggulan seorang
pemimpin di dalam keyakinan (determination), ketekunan (persistence),
daya tahan (endurance) dan keberanian (courage).
c) Ralph Stodgill

Sifat–sifat pemimpin terdiri dari:
Capacity : intelegen, kewaspadaan, verbal facility, keaslian dan�Capacity : intelegen, kewaspadaan, verbal facility,
kemampuan menilai
Achievement : gelar kesarjanaan, pengetahuan, keberhasilan�Achievement : gelar kesarjanaan, pengetahuan, keberhasilan
dalam olah raga
Responsibility: berdikari, inisiatif, ketekunan, agresivitas, percaya�Responsibility: berdikari, inisiatif, ketekunan, agresivitas,
diri, keinginan untuk unggul
Participation : aktif, pandai bergaul, kerja sama, mudah�Participation : aktif, pandai bergaul, kerja sama, mudah
menyesuaikan diri, humoris
Situation : mental level, status, skill, kebutuhan, interest of�Situation : mental level, status, skill, kebutuhan, interest of
followers, tujuan yang ingin dicapai

2. Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku
Perilaku pemimpin cenderung pada dua hal, yaitu:
a) Consideration, dimana pemimpin cenderung pada kepentingan bawahan. Ia
tipe pemimpin yang ramah, mendukung dan membela, mau berkonsultasi,
mendengarkan bawahan, menerima usulan bawahan, memikirkan
kesejahteraan bawahan dan memperlakukan bawahan setingkat dengan
dirinya.
b) Initiating Structure, dimana pemimpin cenderung mementingkan tujuan
organisasi. Ia tipe pemimpin yang suka memberi kritik pada pelaksanaan
tugas-tugas kerja yang jelek, menekankan pentingnya batas waktu
pelaksanaan tugas-tugas kepada bawahan, selalu memberi tahu apa-apa
yang harus dikerjakan bawahan, selalu memberi petunjuk bagaimana
melakukan tugas, memberi standar tertentu atas pekerjaan, meminta
bawahan agar selalu menuruti dan mengikuti standar yang telah ditetapkan,
serta selalu mengawasi bawahan.

Model Kepemimpinan Kontinum
Diajukan oleh Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt, isinya ada tujuh
tingkatan hubungan pemimpin dan bawahan, yaitu:
a) Telling → membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan
b) Selling → menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan
c) Menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan
d) Memberi keputusan tentatif yang masih dapat diubah
e) Consulting → memberi masalah dan minta saran pemecahannya
f) Menentukan batas-batas dan minta kelompok untuk membuat keputusan
g) Joining → mengijinkan bawahan berfungsi dalam batas-batas yang
ditentukan

Manajerial Grid (Grafik Kepemimpinan)
Diajukan oleh Robert R Blake dan Jane S Mouton, menurut mereka
kepeminpinan dapat diukur dari dua dimensi, yaitu:
a) Perhatiannya terhadap tugas / hasil (T)
b) Perhatiannya terhadap bawahan / hubungan kerja (H), maka muncul 5

tipe kepemimpinan:
- impoverished leadership (koordinat 1,1)
- middle of the road (koordinat 5,5)
- country club leadership (koordinat 1,9)
- task leadership (koordinat 9,1)
- team leadership (koordinat 9,9)

Manajemen Sistem Dari Likert
Merupakan penyempurnaan, model kepemimpinan kontinum. Ada empat macam
gaya kepemimpinan:
a) Sistem I → otoriter (explosive / authoritative)
b) Sistem II → otoriter yang bijaksana (benevolent authoritative)
c) Sistem III → konsultatif
d) Sistem IV → partisipatif

Teori 3-D
Teori 3-D dari Reddin merupakan pola dasar untuk menentukan perilaku
kepemimpinan, yaitu:
a) Task oriented
b) Relationship oriented
c) Effectiveness oriented

Pola dasar diatas memunculkan 8 gaya kepemimpinan:
- Deserter - Bereaucrat
- Missionary - Developer
- Autocrat - Benevolent autocrat
- Compromiser - Executive

4. Kepemimpinan Menurut Teori Kontingensi
Dalam model Fiedler, terdapat tiga elemen penentu gaya dan perilaku
kepemimpinan efektif, yaitu:
a) Leader-member relations
b) Task structure
c) Leader’s position power
Model Kepemimpinan Menurut Situasi
Tipe kepemimpinan adalah pola perilaku yang ditampilkan oleh seorang
pemimpin pada saat pemimpin itu mencoba untuk mempengaruhi orang lain
sepanjang diamati oleh orang lain.
Gaya kepemimpinan berbeda dari satu situasi ke situasi lainnya sehingga
perlu diagnosa yang baik. Pemimpin yang baik harus mampu mengubah
perilakunya sesuai dengan situasi, serta mampu memperlakukan bawahan sesuai
kebutuhan dan motif yang berbeda-beda.

Tipe kepemimpinan yang situasional terdiri dari:
- direktif
- suportif
- kombinasi

DEFINISI KEPEMIMPINAN

Menurut Blanchard : proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan dalam suatu
situasi tertentu.
Dirumuskan sbb : K = f ( p, b, s )
K : kepemimpinan f : fungsi p : pemipin
b : bawahan s : situasi

Menurut Cragan dan Wright : komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok.

Menurut Stogdill (1948) : suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.

Klasifikasi Gaya kepemimpinan menurut White dan Lippit (1960):
Otoriter → keputusan dan kebijakan seluruhnya ditentukan oleh pemimpin
Demokratis → pemimpin mendorong dan membantu anggota untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan
Laissez Faire → pemimpin memberikan kebebasan penuh bagi anggota kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi
pemimpin yang minimal

Syarat-syarat gaya kepemimpinan demokratis yang produktif menurut Gibb
(1969), bila:
a) tidak ada anggota kelompok yamg merasa dirinya lebih mampu mengatasi
persoalan daripada kelompok yang lain
b) metode komunikasi yang tepat belum diketahui atau tidak dipahami
c) semua anggota berusaha mempertahankan hak-hak individual mereka

Syarat-syarat gaya kepemimpinan otoriter yang efektif, bila:
a) kecepatan dan efisiensi pekerjaan lebih utama daripada perundingan
b) situasinya benar-benar baru sehingga anggota kelompok butuh pengertian