Rabu, 06 Oktober 2010

sintalitas kelompok dalam kepribadian

Teori Sintalitas Kelompok merupakan perwujudan dari proses komunikasi dari suatu kelompok. Teori ini dikembangkan oleh Cattell pada tahun 1948. Cattell berpendapat bahwa untuk dapat membuat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan, diukur, dan diklasifikasikan dengan tepat dan cermat. Dalam teori sintalitas ini, Cattell menjelaskan bahwa dalam suatu kelompok haruslah memiliki kepribadian yang dapat dipelajari. Dengan alasan ini, Cattell dengan teorinya dikatakan sebagai pengembang Psikologi yang dinamakan Psikologi Kepribadian Kelompok.


Cattel menyatakan bahwa kita dapat menggunakan dimensi-dimensi objektif untuk melukiskan kelompok-kelompok persis sama seperti cara kita menggunakan sifat-sifat untuk melukiskan individu-individu. dimensi ini mencerminkan sintalitas kelompok, yang setara dengan kepribadian individu. jadi, tugas penting orang yang ingin mempelajari kepribadian dalam hubungannya dengan matrik-sosio-kultural adalah membuat deskripsi tentang sintalitas berbagai kelompok yang mempengaruhi kepribadian individu. hanya dengan suatu penyajian yang memadai tentang kepribadian individu dan sintalitas kelompok bersama-sama, seseorang boleh berharap akan sampai pengetahuan terinci tentang interaksi antara kedua struktur ini.


jadi, pemahaman yang memadai tentang perkembangan kepribadian harus mencangkup spesifikasi tentang sumbangan dari berbagai pranata sosial, mulai dari keluarga sampai bangsa atau kelompok budaya, selanjutnya langakah ini dapat diambil hanya apabila dimensi-dimensi yang tepat untuk mendeskripsikan dan membedakan kelompok-kelompok dan pranata-pranata ini telah ditetapkan. ternyata analisis faktor memainkan peranan yang sama menentukannya dalam mendeskripsikan sintalitas seperti dalam mendeskrisikan kepribadian individu. penelitian awal dalam rangka pengkajian sintalitas kelompok-kelompok kecil (Cattel and Wispe 1948; Cattel, saunders and Stice 1953) telah menghasilkan deskripsi sejumlah faktor yang diberi label seperti keterbukaan ekstrover versus penarikan diri; sifat santai yang sadar dan realistik versus sifat agresif yang keras dan tegar; kesadaran akan tujuan yang kuat dan pasti versus kekacauan yang penuh kesadaran diri; ketidakberanian dalam komunikasi batin dan sebagainya. dengan adanya variabel-variabel sintalitas kelompok seperti ini dan tersedianya sarana untuk mengukurnya secara objektif, terbukalah kemungkinan utnuk menyelidiki hubungan-hubungan antara kelompok-kelompok yang berlainan satu sama lain dalam hal dimensi-dimensi dan kepribadian individual.


referensi : www.books.google.co.id