Konflik personal / affective conflict/ emotional conflict adalah akar dari antipati pribadi terhadap anggota kelompok yang lain. Kesukaan dan ketidaksukaan pribadi tidak selalu menyebabkan konflik dalam kelompok, akan tetapi orang-orang sering kali mengemukakan ketidakdekatan atau ketidaksukaan mereka pada anggota kelompok yang lain, yang diwujudkan dalam bentuk komplain.
Hanya faktor yang membangun ikatan positif diantara anggota kelompoknya lah yang dapat meningkatkan kohesivitas suatu kelompok. Sebaliknya, hal-hal yang mengarah pada ketidaksetiaan (kesetiakawanan) adalah faktor-faktor yang menciptakan terjadinya konflik. Banyak kasus menyebutkan bahwa seringkali seseorang beralasan bahwa konflik yang terjadi padanya dikarenakan karena hal-hal negatif orang lain seperti mood, kebiasaan, kurangnya kemampuan, ketidakmampuan berkomunikasi, ketidakteraturan (Kelley, 1979). Seseorang seringkali tidak menyukai orang lain yang mengevaluasi mereka secara negatif, menyampaikan kritik (meskipun mereka sadar kritik itu layak mereka dapatkan). Dua hal tersebut justru akan memperbesar kemungkinan terjadinya konflik. Anggota kelompok yang memperlakukan orang lain secara tidak adil dan kurang sopan akan cenderung lebih sering menyebabkan konflik jika dibandingkan dengan anggota kelompok yang berperilaku sopan.
Pada suatu penelitian Dyad yang melibatkan individu-individu yang memiliki tingkat penerimaan tinggi, dan individu-individu yang memiliki tingkat penerimaan rendah. Hasilnya mengatakan bahwa penelitian dyad dengan dengan dua individu yang yang memiliki tingkat penerimaan tinggi menampilkan lebih sedikit konflik sedangkan hasil data dari dua individu yang memiliki tingkat penerimaan rendah menampilkan konflik terbanyak. Individu dengan sifat “nrimo” selalu merespon negatif terhadap konflik secara keseluruhan. Ketika seseorang diminta untuk mendeskripsikan kegiatan mereka sehari-hari serta mood keseharian mereka, seringkali konflik dan “bad mood” itu memiliki hubungan. Banyak orang melaporkan bahwa merasa tidak bahagia, mengalami ketegangan, iritasi, dan resah sepanjang hari ketika mereka sedang mengalami konflik terutama jika secara alami mereka adalah orang-orang bertipe “nrimo”.
sumber :
kohesifitas dan perkembangan kelompok "dinkel"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar