Norma adalah standar perilaku yang diterima di dalam suatu kelompok yang dirasakan bersama-sama oleh para anggota kelompok tersebut.
Setiap kelompok akan membentuk serangkaian normanya sendiri-sendiri. Contohnya, norma kelompok mungkin menentukan pakaian yang tepat, kapan waktunya berhura-hura dapat diterima, dengan siapa kelompok tersebut makan siang, dan persahabatan di dalam dan di luar waktu kerja. Bagaimanapun juga, mungkin norma yang paling luas adalah – dan orang-orang yang paling cenderung mendapat perhatian yang besar dari para manajer – berhubungan dengan proses yang berkaitan dengan kinerja. Kelompok-kelompok kerja biasanya memberia anggota mereka isyarat yang jelas mengenai seberapa keras seharusnya mereka bekerja, bagaimanapun cara menyelesaikan pekerjaan mereka, tingkatan output mereka , saluran komunikasi yang tepat, dan sejenisnya. Norma-norma sangat berpengaruh pada kinerja pekerja secara individu. Ketika disetujui dan diterima oleh kelompok, norma bertindak sebagai alat dalam mempengaruhi perilaku anggota kelompok dengan pengendalian eksternal yang minimum. Nyatanya, tidaklah aneh jika menemukan kasus di aman seorang pekerja yang memiliki kecakapan dan motivasi diri yang tinggi menunjukkan kinerja yang sangat rendah karena pengaruh yang terlalu berlebihan dari norma kelompok yang tidak memotivasi anggotanya untuk menghasilkan kinerja pada level yang tinggi.
Kunci utama untuk diingat mengenai norma adalah bahwa kelompok menggunakan tekanan terhadap anggotanya untuk menuntun perilaku anggota tersebut agar menyesuaikan diri dengan standar kelompok. Jika orang-orang dalam kelompok melanggar norma tersebut, maka anggota kelompok akan bertindak untuk mengoreksinya atau bahkan dapat menghukum pelanggaran tersebut. Hal ini hanya merupakan satu kesimpulan yang langsung didapatkan dari penemuan dalam studi yang dilakukan Hawthorne.
sumber :
http://ruangfatamorgana.wordpress.com/2010/03/21/
http://ruangfatamorgana.wordpress.com/2010/03/21/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar